LIKA-LIKU PEJUANG GAP YEAR IKUT SNBT - KATHERINE

Penulis: Katherine Yovita

NIM: 22041184084

Tugas : liputan 4

STRAIGHT NEWS

Baru-baru ini terdengar berita yang cukup mengejutkan dan agaknya membuat panik siswa-siswi yang duduk di bangku kelas dua belas SMA, dan pelajar-pelajar yang berencana untuk mengikuti SBMPTN tahun 2023 yang kini berubah nama menjadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Angkatan-angkatan yang sebelumnya tentu sudah paham, bagaimana sering kali mereka mendapatkan informasi tentang kebijakan-kebijakan untuk tes masuk PTN tidak dapat diduga-duga. Namun, siapa sangka bahwa mekanisme tes yang akan kita hadapi akan kembali seperti tahun 2020 yang disesuaikan pada awal-awal masa pandemi? 

 Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang sudah mengambil langkah awal untuk mendapatkan persiapan yang lebih matang dan maksimal. Mereka mungkin saja harus merombak cara, strategi, dan jadwal belajar mereka,  serta menyesuaikan diri melihat untuk tahun depan, TKA dihapuskan. 


Salah satu pejuang gap year, Shania Jeanine merupakan calon partisipan SNBT. Sebagai seseorang yang sudah pernah merasakan UTBK sebelumnya, lantas bagaimana tanggapannya terhadap perombakan mekanisme ujian masuk PTN untuk tahun keduanya?

“Menurut aku ya, aku lega sih sebenernya Cuma TPS aja soalnya kemarin nilai UTBK aku jatuh di TKA-nya. Tapi aku juga khawatir si karena persaingannya lebih ketat lagi,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa untuk kebijakan yang saat ini, bisa dibilang dia setuju dan ngga setuju. Setuju karena bagi yang kurang mampu untuk ikut les, jadi bisa belajar sendiri. Sementara itu, karena secara pribadi ia mengejar jurusan kedokteran, maka menurutnya anak soshum dan saintek harus tetap ada batasan dalam memilih jurusan. Hal tersebut dikarenakan karena tahun ini, anak soshum dapat lintas jurusan (linjur) untuk memilih kedokteran.

“Jelas ada tantangan. Tantangannya tuh karena yang pasti soalnya bakalan lebih sulit dan lebih banyak bacaan dari yang dulu. Kalau dulu salah satu materi langsung angka, nah sekarang ini dibuat dalam bentuk cerita dulu jadi kita harus lebih mikir dan menyusun dulu baru ngerjain yang diminta, dan harus dikerjain dalam waktu yang cepat,” terangnya.

Shania mengaku lebih memilih mekanisme tes masuk PTN yang sebelumnya, di mana masih ada TKA-nya. Karena baginya, dengan adanya TKA, universitas akan jadi lebih mengerti kemampuan kita sampai mana dengan jurusan yang kita pilih.

Ia juga menambahkan bagaimana mekanisme tes UTBK atau SNBT yang menurutnya bisa jadi lebih adil.

“Sebenernya sih aku setuju-setuju aja sama yang sekarang, Cuma ya itu, sesuaiin sama jurusan yang diambil pas SMA atau jurusan tertentu yang boleh linjur. Sama sesuai untuk tahun depan jadi tes dua kali, tau skornya dulu baru milih jurusan dan universitasnya. Menurut aku itu adil sih karena tiap anak jadi ada peluang buat bisa kuliah karena milih jurusan dan universitas sesuai nilai,” jelasnya.

Komentar